harga darah 1 kantong di pmi
Saat ini kita masih impor kantong darah pada kondisi tertentu misalnya saat terjadi suatu tes negara eksportir seperti bencana maka dapat berimbas terhadap risiko ketersediaan darah untuk kebutuhan medis di tanah air," ujar Rieke kepada awak media saat kunjungan ke PMI Kabupaten Bekasi, Jawa barat, Senin (1/8). Akibatnya kantong darah yang
Transfusidarah sangat diperlukan oleh pasien-pasien yang benar- Aneh PMI? Harga Satu Kantong Darah Sama, Ambil Stok di PMI dengan Hasil Donor Darah Keluarga - Kompasiana.com
KompasianaBaru-Jakarta) Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kem
Kann Ich Gut Flirten Teste Dich. Banyak orang di Indonesia mengandalkan Palang Merah Indonesia PMI sebagai tempat untuk mendapatkan darah. Namun, harga darah 1 kantong di PMI sering menjadi pertanyaan bagi banyak orang. Berapa sebenarnya harga darah 1 kantong di PMI? Apakah terjangkau bagi masyarakat? Harga Darah di PMI Harga darah 1 kantong di PMI sebenarnya cukup terjangkau. Menurut informasi yang ada, harga darah di PMI berkisar antara Rp hingga Rp per kantong. Namun, harga ini bisa berbeda-beda tergantung dari golongan darah, serta kebijakan PMI di daerah masing-masing. Proses Donor Darah di PMI Untuk mendapatkan darah di PMI, seseorang harus menjadi pendonor terlebih dahulu. Proses donor darah di PMI cukup mudah, yaitu dengan mengikuti beberapa tahapan seperti pendaftaran, screening, dan pengambilan darah. Setelah itu, darah yang telah diambil akan diuji dan diproses sebelum disimpan di bank darah PMI. Namun, tidak semua orang bisa menjadi pendonor di PMI. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti memiliki berat badan minimal 45 kg dan usia minimal 17 tahun dengan persetujuan orang tua jika masih di bawah usia 18 tahun. Manfaat Donor Darah Donor darah tidak hanya bermanfaat bagi orang yang membutuhkan darah, tetapi juga bagi pendonor itu sendiri. Donor darah dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh, seperti mengurangi risiko penyakit jantung, menormalkan tekanan darah, dan meningkatkan produksi sel darah merah. Selain itu, donor darah juga dapat memberikan perasaan puas dan kebahagiaan karena telah membantu orang lain yang membutuhkan darah. Pentingnya Donor Darah Donor darah sangat penting bagi ketersediaan darah di PMI. Pasalnya, kebutuhan darah di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, PMI selalu mengajak masyarakat untuk menjadi pendonor darah secara rutin agar ketersediaan darah di PMI terjaga dengan baik. Selain itu, donor darah juga dapat membantu menyelamatkan nyawa orang lain. Banyak pasien yang membutuhkan darah dalam menjalani perawatan medis, seperti orang yang menderita anemia, pasien yang menjalani operasi, dan pasien yang mengalami kecelakaan. Kesimpulan Harga darah 1 kantong di PMI sebenarnya cukup terjangkau, namun tetap berbeda-beda tergantung dari golongan darah dan kebijakan PMI di daerah masing-masing. Donor darah sangat penting bagi ketersediaan darah di PMI dan dapat membantu menyelamatkan nyawa orang lain. Oleh karena itu, mari jadilah pendonor darah secara rutin untuk membantu sesama dan meningkatkan kesehatan tubuh kita sendiri.
Jakarta - Kebutuhan stok darah terus meningkat apalagi jika kondisi darurat seperti ada bencana, wabah penyakit atau perang. Maka itu peran Palang Merah Indonesia PMI sangat vital dalam memfasilitasi kebutuhan darah hingga kini PMI sangat bergantung pada impor kantong darah. Belum ada perusahaan di Indonesia yang bisa membuat kantong darah seperti ini sebenarnya sangat riskan jika tiba-tiba terjadi kondisi darurat dan impor kantong darah mengalami hambatan. "Kalau kondisi darurat misalnya perang lalu impor terhambat kita tidak punya kantong darah," kata dr Linda Lukitasari Waseso, pengurus pusat Palang Merah Indonesia PMI saat dihubungi detikHealth, Kamis 7/10/10.Belum bisanya Indonesia memproduksi kantong darah sempat disindir Ketua PMI Jusuf Kalla beberapa waktu lalu. "Masak mau ditampung pakai botol," kata Kalla yang mengaku prihatin dengan kondisi itu PMI menargetkan bisa punya pabrik kantong darah sendiri dalam waktu yang tidak begitu lama. "Targetnya kira-kira tahun 2011, atau paling lama tahun 2012 sudah bisa memproduksi kantong darah sendiri," ungkap dr Linda Ketergantungan kantong darah dari luar negeri ini juga berimbas pada mahalnya ongkos transfusi darah. PMI berharap dengan bisa memproduksi kantong darah sendiri maka ongkos transfusi bisa dr Linda sedikitnya PMI telah menggandeng 6 pengusaha yang akan terlibat dalam pembangunan pabrik kantong memproduksi kantong darah sendiri, dr Linda berharap service cost untuk pengolahan darah bisa ditekan. Paling tidak, harga kantong darah buatan sendiri bisa dibuat lebih rendah dibandingkan darah impor yang di pakai selama ini harganya bervariasi, ada yang mencapai Rp 50 ribu. Sedangkan total service cost atau disebut juga Biaya Pengganti Pengolahan Darah BPPD yang ditanggung pasien yakni Rp 276 ribu/kantong tersebut meliputi harga kantong darah, jarum dan reagen-reagen yang dipakai dalam pemrosesan darah sesuai standar WHO. Dengan adanya bantuan reagen dari pemerintah yang nilainya sekitar Rp 76 ribu, PMI masih harus menanggung service cost Rp 200 ribu/kantong darah."Masyarakat sering tidak memahami hal ini, sehingga mengira kita jualan darah. Tapi harapannya nanti kalau harga kantong darah bisa lebih murah, BPPD yang dibebankan juga bisa lebih rendah," ungkap dr untuk memangkas service cost, rencana pembuatan pabrik kantong darah juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada ini, PMI punya stok kantong darah sebanyak 3 juta kantong dari total kebutuhan nasional yakni 4 juta kantong. Kantong darah yang digunakan seluruhnya masih diimpor dari berbagai negara, antara lain Jepang dan Amerika. up/gst
TEMPO Interaktif, KEDIRI - Palang Merah Indonesia PMI Cabang Kota Kediri segera menaikkan harga jual darah untuk semua golongan. Kenaikan ini untuk menutup biaya operasional PMI yang terus melonjak. Kepala Unit Transfusi PMI Kota Kediri dr Ira Widyastuti mengatakan, kebutuhan biaya operasional PMI ini harus ditanggung sendiri tanpa subsidi pemerintah daerah. Salah satunya adalah harga bahan untuk mengolah darah atau reagen. “Kami sedang mengusulkan kenaikan harga kepada wali kota ,” kata Ira kepada Tempo, Selasa 8/2. Harga baru yang diusulkan PMI, yang saat ini masih dalam pembahasan oleh pemerintah daerah, terdiri dari darah biasa akan dijual Rp per kantong, sedangkan darah PRC atau sel darah merah yang dipekatkan Rp per kantong. Harga tersebut masih bisa naik menjadi Rp per kantong untuk pasien rumah sakit umum atau paviliun, serta Rp untuk pasien rumah sakit luar kota. Kenaikan tersebut menurut Ira didasarkan pada Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur tahun 2009 yang mengatur harga darah PMI. Harga darah tanpa subsidi pemerintah ditetapkan sebesar Rp – Rp per kantong. Sedangkan harga dengan subsidi pemerintah Rp – Rp per kantong. Selama ini PMI Kota Kediri mematok harga jauh di bawah ketentuan tersebut. Darah biasa untuk semua golongan dijual Rp per kantong, sedangkan darah PRC Rp per kantong. Jenis darah PRC biasanya dibutuhkan oleh korban kecelakaan yang mengalami penurunan hemoglobin Rendahnya harga tersebut, menurut Ira, memaksa PMI Kota Kediri melakukan sejumlah efisiensi untuk menutup biaya operasional. Salah satunya dengan memangkas jumlah tenaga medis hingga menjadi 16 orang. “Cabang PMI di daerah lain yang seperti kami bisa memiliki 70 karyawan,” papar Ira. Selain kenaikan harga reagen, lonjakan biaya juga diakibatkan oleh naiknya harga kantong darah atau plastic bag. Saat ini harga kantong darah Rp per biji dari sebelumnya Rp Ira juga mengeluhkan rendahnya perhatian pemerintah daerah yang tak pernah memberikan subsidi kepada PMI sejak beberapa tahun silam. Atas dasar itulah PMI Kota Kediri sudah merencanakan kenaikan harga pada tahun 2010 lalu meski akhirnya ditunda. “Saat itu kami tidak tega terhadap masyarakat,” ucap Ira. HARI TRI WASONO.
6 Alasan Mengapa Sekantong Darah Dihargai Tinggi di PMI Pernah diajarkan mengenai donor universal darah O bisa donor ke semua dan recipient universal darah AB bisa menerima semua waktu sekolah dulu? Ternyata ada hal yang bisa membuat salah presepsi dari penjelasan mengenai darah tersebut Dulu teori tersebut memang sempat dipakai ketika alat-alat kesehatan tidak begitu canggih dan jumlah pendonor sukarela juga tidak banyak. Saat ini teori donor dan recipient universal sudah tidak diaplikasikan lagi untuk meminimalisasi terjadinya komplikasi di tubuh pasien. Apabila tetap dilakukan, maka kemungkinan yang terjadi si pasien bisa tertolong atau malah langsung koit sekalian. Golongan darah sama saja bisa terjadi komplikasi / ketidakcocokan apalagi yang golongan darahnya beda. Nah untuk itulah ada biaya sebesar per kantong di PMI, salah satunya untuk biaya uji kecocokan antara darah pendonor dengan darah pasien seperti yang prosesnya tampak di foto-foto berikut ini. Ngomong-ngomong soal biaya, ada tambahan info dari kak Valencia Mieke Randa nih! Kenapa ada biaya yang harus kita bayar saat kita butuh darah, padahal saat kita mendonor, kita gak dibayar? Apakah PMI jual darah? Nope, sama sekali tidak! Transfusi darah itu tidak seperti yang kita lihat di sinetron-sinetron di televisi, dimana habis disedot dari badan seseorang, langsung di transfusikan ke badan si penerima. Actually, yang kita lihat di sinetron itu justru membuat orang jadi salah kaprah, karena darah tidak mungkin bisa langsung dipindahin ke tubuh penerima seperti layaknya transfer uang. Ada proses-proses yang harus dilalui, antara lain proses pemeriksaan calon pendonor, proses pengambilan darah, screening, penyimpanan, dsb. Biaya yang kita keluarkan per kantong darah sebenarnya adalah biaya penggantian pemeliharaan darah, supaya kondisinya tetap sama seperti saat berada dalam tubuh kita. Biaya ini yang kita kenal dengan nama BPPD atau Biaya Penggantian Pengelolaan Darah. Besarnya ditentukan oleh subsidi pemerintah daerah setempat. Biaya BPPD itu terdiri dari 1. Kantong darah, Kantongnya didesain khusus agar darah tidak mudah beku dan tidak rusak, kantong darah ini masih impor, sehingga komponen BPPD menjadi mahal. Selain kantong darah yang masih import, juga biaya alat-alat yang disposable alias sekali pakai misalnya Kapas, alkohol, jarum, selang dsb. 2. Pada saat donor darah, semua calon pendonor dicek kesehatannya mulai dari berat badan, tekanan darah, Hb, dsb. 3. Biaya pengecekan terhadap penyakit menular. Semua darah pendonor discreening terlebih dahulu apakah mengandung penyakit yang sekiranya bisa menular lewat transfusi darah. Sesuai dengan keputusan dari WHO, penyakit yang discreening tersebut adalah HIV, Syphilis / Rajasinga / Treponema, Hepatitis B dan Hepatitis C. Kebayang nggak kalau kita medical check up di rumah sakit, hanya untuk tahu penyakit–penyakit tersebut ada atau tidak di badan kita, mengingat gaya hidup kita jaman sekarang amat sangat memungkinkan kita terpapar penyakit-penyakit tersebut. Nah, dengan mendonor secara rutin, darah kita akan selalu dicheck secara berkala, dan jika ada apa-apa, kita akan diinformasikan untuk segera menghubungi PMI atau dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, GRATIS pula! Amazing bukan? Kita menolong, tapi kita juga tertolong 🙂 Jangan kuatir, PMI menjamin kerahasiaan data pendonor, sehingga jika darah kita bermasalah atau tidak terpakai, hanya kita, PMI dan Tuhan yang tahu, unless you decided to tell someone. 🙂 4. Biaya Proses Komponen Darah. FYI, darah yang didonorkan tidak berhenti dalam bentuk darah merah itu saja, melainkan diproses lagi. Sekantong darah kita ini, nantinya akan dipisahkan menjadi komponen-komponen darah, spt trombosit, Packed Red Cell PRC, Plasma darah, Whole Blood WB, dsb. Diprosesnya sesuai kebutuhan pasien. Ada yg butuh plasma darahnya saja, ada yg butuh trombositnya saja, dan ada yg butuh Whole Blood WB. Contohnya Untuk kanker umumnya butuh hanya trombositnya saja, yang proses pemisahannya disebut Apheresis. Proses Apheresis ini syaratnya banyak, antara lain, berat badan calon pendonor > 60 kg, tidak merokok, tidak tatoan, sehat jasmani dan rohani, dan harus lolos screening apheresis selama 8 jam pertama. Selain syaratnya banyak, juga prosesnya sekitar 2 jam, seperti cuci darah, menggunakan mesih khusus untuk memisahkan komponen darah, sehingga butuh biaya yang mahal. Jadi kita nanti ada teman yang dengar, sekantong darah biayanya Rp3,6 juta, itu bukan PMI jual darah, tetapi karena memang proses pemisahan trombosit dan komponen darah lainnya menggunakan alat yang amat sangat mahal dan rumit. Sekantong darah Apheresis, sama dengan 10-15 kantong darah pendonor regular. Itu sebabnya biaya BPPD nya jauh lebih mahal, namun lebih menguntungkan buat si calon penerima donor, karena darahnya diperoleh hanya dari 1 pendonor, jadi resiko penolakan dari tubuh pasien jauh lebih kecil dibandingkan trombosit yang diperoleh dari 10-15 pendonor biasa. 5. Uji Silang kecocokan pendonor & terdonor! Terkadang orang masih berfikir bahwa darah bisa langsung di transfusikan, padahal tidak. Darah harus discreening terlebih dahulu untuk mengecheck kecocokan dengan calon penerima. Kalau tidak malah bisa membahayakan nyawa si penerima jika terjadi penolakan dari tubuhnya. Mau nolong malah mencelakakan orang lain, bisa berbahaya. Kan kasihan! Terakhir! 6. Biaya operasional lain-lainnya seperti alat penyimpanan, mesin proses, bangunan, SDM dan tenaga medis, dsb. Semua itu adalah komponen-komponen biaya BPPD. Semoga dengan mengetahui ini, tidak ada lagi yang ragu untuk mendonor, karena darah kalian tidak diperjualbelikan. Semoga tercerahkan. Kalau masih ada yang ngomong "saya donor gratis tetapi ketika perlu darah kok harus bayar?" Silakan sodorkan link tulisan ini untuk dibaca. Sumber Paparan Valencia Mieke Randa dan ditulis oleh OA LINE iCampus
Jakarta - Di media sosial Facebook viral unggahan salah satu pengguna yang menyebut ada mafia menjual darah donor dengan harga mahal. Menurutnya darah yang didapatkan secara gratis hanya diutamakan untuk orang-orang mampu."Padahal Dulu Saya Rajin Melakukan Donor Darah Demi Kemanusiaan, Saya Berikan Darah Saya Gratis Tanpa Biaya, Lalu Kenapa Kenyataan Dilapangan Malah Diperjual Belikan? Dan Hanya Orang2 Mampu Saja Yang Diutamakan Karena Mereka Mampu Membayar?" tulis postingan yang diunggah pada 23 Juni tersebut sudah dibagikan lebih dari 900 kali mengundang komentar. "Ane tau hal itu sejak lama, mangka nye ane ga pernah mau untuk jadi relawan pendonor darah dari sejak sekolah hingga saat ini dan nanti....," komentar salah satu hal tersebut Palang Merah Indonesia PMI sebetulnya sudah memberikan penjelasan mengapa ada beban biaya yang diberikan untuk pasien. Humas Unit Transfusi Darah Pusat PMI, Risa Oktavia, menyebut ini karena ada Biaya Pengganti Pengolahan Darah BPPD.Ada pengeluaran terkait formulir calon donor, kapas, juga alat untuk mengecek Hb donor, jarum, selang dan kantong yang digunakan untuk proses donor dan menyimpan darah. Selain itu butuh biaya juga untuk memeriksa darah di laboratorium. Ini penting agar benar-benar memberikan darah yang baik dan BPPD ini disubsidi pemerintah namun memang untuk beberapa kasus masih ada yang dibebankan ke pasien."Kebanyakan hoaks terkait jual beli darah mungkin karena suggest masyarakat sekarang masih berkembang itu mereka berikan gratis kenapa pas butuh bayar," kata Risa pada detikHealth, Rabu 26/6/2019."Bukan bayar darahnya tapi bayar pengolahan itu. Karena darah yang sudah diambil harus diolah, kita harus cek dulu untuk empat parameter apakah dia terjangkit hepatitis b, hepatitis c, sifilis atau HIV-AIDS," pungkasnya. Simak Video "Waspada Diabetes pada Anak" [GambasVideo 20detik] fds/up
harga darah 1 kantong di pmi